Sambal Goyang Pantura, Solusi Saat Pandemi
Vikki mengemas ikan mangut 'Sambal Goyang Pantura' sebelum dijual ke konsumen, Jumat (30/7/2021)
SEMARANG,BOLOMOE.com - Masa pandemi Covid-19 ini,
banyak usaha kuliner yang mati suri, bahkan gulung tikar karena sepinya
pembeli.
Namun hal itu tidak berarti untuk Vikkir Rohman Aulia,
salah satu pelaku bisnis ikan Mangut di Kota Semarang.
Dengan merek 'Sambal Goyang Pantura', masakan khas
Ikan Mangut yang dia geluti tetap ramai dicari pembeli dan berpotensi ikut
meramaikan pasar frozen food di Indonesia.
Setiap mengolah masakannya,selalu mencuci tangan
terlebih dahulu dan memakai masker, sesuai prosedur protokol kesehatan.
"Bidikanku ini orang-orang kota, orang berkarir
yang menghabiskan waktunya untuk bekerja. Apalagi saat pandemi ini, banyak orang yang work from
home (WFH) dan malas keluar rumah, mereka lebih suka memilih masakan siap
santap,” kata Vikki sapaan akrabnya saat ditemui dirumahnya Jalan Stasiun
Jerakah RT 01 RW 03 Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jumat
(30/7/2021).
Menurutnya, frozen food atau makanan beku kini
diminati banyaknya pekerja yang mengerjakan tugas kantor di rumah hingga
pemberlakuan kegiatan belajar di rumah. Kondisi itu, membuatnya untuk
memutuskan berbisnis.
Meski baru berjalan dua pekan, Vikki mengaku telah
menjual sebanyak 500 kemasan ukuran 500 gram. Tidak hanya dalam Kota Semarang,
Vikki mampu mengirim mangut produksinya ke berbagai kota-kota besar di Pulau
Jawa.
"Kalau saya lihat proyeksi bisnis ini ke depannya
sangat menjanjikan,"ujarnya.
Untuk harga mangut produksinya, Vikki menjual dengan
harga cukup terjangkau. Yakni per kemasan ukuran setengah kilogram Rp 65.000,
dengan isi 10 potong ikan manyung, sekaligus sambal atau bumbu siap saji.
"Yang membedakan dengan mangut lain yaitu,
kemasannya, rasa, bumbu, dan ketebalan potongan daging ikan manyungnya. Yang
utama mungkin bumbu khas Semarang, Alhamdulillah banyak yang suka
rasanya," terangnya.
Rencana jangka panjang, Vikki mengaku ingin mengembangkan bisnis kuliner mangutnya itu ke skala usaha yang lebih besar. Bahkan sudah terbesit dipikirannya, akan berencana menambah produk kulinernya.
"Untuk sementara ini, masih keterbatasan alat
karena hanya bisa dibilang skala rumahan. Namun ke depan, berencana bisa
memiliki alat yang skala usaha, memiliki gerai oleh-oleh khas mangut Semarang,
dan bisa menambah produk, misal olahan cumi," tutupnya. (Kus)
Tidak ada komentar