Tambah Alokasi Vaksin, Forkopimda Demak Gelar Rakor

 

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Demak menggelar rakor bersama jajaran forkopincam, kepala puskesmas, lurah dan kepala desa secara virtual melalui zoom meeting,Jumat (09/07/2021).

DEMAK,BOLOMOE.com – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Demak menggelar rakor bersama jajaran forkopincam, kepala puskesmas, lurah dan kepala desa menyusul adanya Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, tentang vaksinasi tahap 3 bagi masyarakat rentan dan masyarakat umum,Jumat (09/07/2021).

Rakor yang digelar secara virtual melaluia zoom meeting  tersebut, dilaksanakan di ruang Command Centre Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Demak.

Acara yang dibuka oleh Sekda Demak Singgih Setyono itu, dihadiri Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Arh Mohamad Ufiz, Kapolres Demak AKBP Andhika Bayu Adittama, Wakil Bupati Demak Ali Maksum, Kepala Kejaksanaan Negeri Demak Suhendra, Asisiten Pemerintahan A. Nurwahyudi, Plh Asisiten 2 Agus Nugroho LP, Kepada Dinas Kesehatan Demak Guvrin Heru Putranto,Kordinator Percepatan Vaksinasi Dinkes Demak Heri Winarno dan Kepala Bagian Vaksinator Subandi.

Sekda Demak Singgih Setyono menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini terkait penambahan vaksinasi kepada masyarakat, sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Nomor 02.02/I/1727/2021 tentang tentang vaksinasi tahap 3 bagi masyarakat rentan dan masyarakat umum lainnya.

Rakor tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka percepatan vaksinasi di Kabupaten Demak mengingat lonjakan kasus terkonfirmasi dan kematian sangat tinggi.

“Target kita dalam vaksinasi belum tercapai, apalagi ada penambahan vaksin dari pusat. Untuk itu kita perlu mengadakan rakor guna memberikan sosialisasi edukasi kepada masyarakat, mengingat banyak masyarakat yang tidak mau divaksin,”kata Singgih.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak  Guvrin Heru Putranto memaparkan kondisi kasus Covid-19 di Kabupaten Demak, bahwa kasus Covid-19 dalam sehari, mencapai 512 kasus aktif atau sebanyak 6,2 persen.  Data tersebut berdasarkan hasil sampel pada Kamis (8/7/2021),dimana terdapat kasus meninggal dunia sebanyak 23 orang.

“Kasus aktif di Demak 6,2 persen. Sementara nilai standar di bawah 5 persen. Makanya Demak masuk zona merah, dengan kasus meninggal 11 persen. Ini cukup tinggi. Untuk itu kita butuh banyak vaksinasi untuk menekan kasus tersebut,”jelaas Guvrin..

Sementara itu, Kapolres Demak AKBP Andhika Bayu Adittama menyampaikan bahwa Covid-19 sampai saat ini belum ada obatnya. Satu satunya cara adalah dengan menghambatnya dan membentuk Herd Imunity (kekebalan kelompok), dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Dikatakannya, masyarakat masih banyak yang tidak percaya dengan adanya virus Covid-19, padahal Rumah Sakit di Demak sudah penuh dengan pasien Covid-19 dengan ciri-ciri sakit sesak nafas.

“Angka kematian masih saja banyak, untuk itu mari bersama sama kita memberikan edukasi kepada masyarakat terkait vaksinasi. Kita selamatkan warga Demak dengan vaksinasi untuk menghindari resiko kematian,”kata Kapolres Andhika.

Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Arh Mohamad Ufiz menambahkan, gerakan vaksinasi yang ada di luar negeri sudah sangat masif dan sudah hampir mencapai 70 – 90 persen,karena masyarakatnya disana sudah sadar pentingnya vaksin. Namun di Indonesia dan khususnya Kabupaten Demak baru mencapai 20 persen dan tidak sedikit masyarakat yang termakan berita hoax, sehingga mereka tidak mau divaksin.

“Dari kasus kematian akibat terpapar Covid-19 di Kabupaten Demak, banyak diantaranya yang belum melaksanakan vaksin,” kata Dandim Ufiz.

Dandim Ufiz melanjutkan,sudah menjadi tugas kita bersama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar melaksanakan vaksinasi. Sosialisasi dan edukasi dalam rangka penambahan vaksinasi di Kabupaten Demak menjadi tugas semua komponen masyarakat,baik itu  tokoh agama, tokoh masyarakat maupun ormas. Sosialisasi dan edukasi untuk meminimalisir kendala di lapangan, warga menjadi sadar dan tidak ogah ogahan lagi untuk divaksin.

“Memang kesadaran masyarakat masih rendah. Tidak mudah untuk meyakinkan mereka. Tapi dengan sosialisasi yang baik, merangkul para tokoh di tengah masyarakat, maka akan lebih banyak warga yang mau divaksin,”kata Dandim Ufiz.(AB)

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh wibs24. Diberdayakan oleh Blogger.