Cerita Pengrajin Sampah yang Bertahan Ditengah Pandemi
Evi Sri Suprihati menunjukkan kerajian daur ulang sampah buatannya,Kamis (23/9/2021)
PATI,BOLOMOE.com – Pandemi Covid-19 yang melanda negara di seluruh dunia termasuk Indonesia hampir dua tahun ini,membawa dampak yang sangat besar terhadap berbagai sektor kehidupan.
Salah satunya sektor usaha UMKM. Sejumlah sektor usaha terpaksa
mengurangi produksi, hingga banyak pula yang terpaksa gulung tikar dan
membanting setir mencari usaha lain.
Meski
ditengah pandemi Covid-19, Evi Sri Suprihati pengrajin daur ulang sampah masih
mampu bertahan dan terus berproduksi.
Ya, bekas bungkus kopi, minyak goreng, koran maupun
sampah apapun, ditangan perempuan asli Desa Panggung Royong, Kecamatan Wedari
Jaksa Pati itu disulap menjadi kerajinan yang bernilai tinggi.
Benda-benda itu tidak akan lagi sebagai sampah,
melainkan punya daya jual kembali, bahkan sampai melenggang ke pasar manca
negara.
Namun saat pandemi kali ini,Evi menagkui bahwa penjualan produknya menurun drastis. Hal ini memang tidak bisa dipungkiri karena beberapa orang juga lebih fokus pada kebutuhan pokok mereka.
"Pandemi ini berkurang. Selain selera juga, untuk
saat ini mereka kan lebih fokus di
kebutuhan primer, sedangkan kerajinan kayak gini kan kebutuhan sekunder.
Alhamdulillah masih ada pemasukan untuk bertahan hidup,”kata Evi Kamis
(23/9/2021).
Evi menceritakan bahwa ia memulai pengolahan
limbah rumah tangga sejak 2012 lalu. Sudah beragam produk yang ia
hasilkan, mulai dari kotak pensil hingga tas bergaya untuk para ibu-ibu.
Motivasinya membuat sejumlah produk dari bahan-bahan
sampah itu terdorong atas keprihatinannya terhadap sampah yang ada di sekitar
lingkungannya. Baginya banyak orang tidak sadar sampah-sampah yang mereka buang
dapat diolah kembali dan menambah uang jajan dan meringankan uang belanja.
"Agar sampah tidak selamanya sampah, lumayan kan
kalau untuk nambah uang jajan,apalagi sekarang masa pandemi,semuanya serba
sulit"ujar Evi.
Evi mengerjakan sendiri kerajinan yang dibuatnya ini, dan ternyata dapat mengumpulkan banyak sekali sampah. Dalam satu produk seperti kontak pensil,ia dapat mendaur ulang sebanyak ratusan plastik. Atau saat membuat tas dari bungkus minyak goreng ia bisa mengurangi 10 hingga 20 bungkus minyak.
"Daur ulang sampah ini bisa mengurangi
pencemaran, dan sekaligus bisa mengedukasi masyarakat agar bijak memilah dan mengolah
sampah,”kata Evi.
Untuk saat ini,kata Evi,dirinya menjual barang
kerajinannya antara Rp.15.000 - Rp. 200.000, tergantung ukuran dan kerumitan
pengerjaannya. Sedangkan di lain sisi dirinya juga mengerjakan pesanan batik
tulis yang memanfaatkan pewarnaan alam hingga pembuatan tas dari kain eco print
maupun batik.
"Biasanya bisa pesen lewat WA,atau akun Intragram,"
tutup Evi. (ARI)
Tidak ada komentar