Sempat Macet Saat Covid-19 Menggila, Wisata Batik Pati Kini Menggeliat Lagi

 

Proses pembuatan batik di Wisata Batik Pati

PATI,BOLOMOE.com - Wisata Batik Pati, sebuah sanggar batik pesisiran di Kabupaten Pati Jawa Tengah diketahui sangat berdedikasi dalam bidang budaya asli Indonesia berupa seni rupa sekaligus sebagai busana.

Betapa tidak, di tengah gempuran berbagai budaya pendatang dari luar nusantara, mereka tetap menaruh perhatian besar untuk tetap mengenalkan dan melestarikan batik asli Pati yang bercorak khas yang lebih dikenal sebagai batik Bakaran.

Pemilik Wisata Batik Pati, Yuliati Warno mengatakan bahwa usaha yang dirintisnya sejak bertahun-tahun lalu hingga nama dan produknya sampai mendunia tersebut tak semata hanya untuk meraih keuntungan finansial saja, melainkan juga sebagai salah satu wahana edukasi bagi masyarakat umum maupun para pelajar.

"Sebelum pandemi pengunjung rata-rata  per minggu mencapai dua sampai tiga sekolahan," ucapnya,Sabtu (23/10/2021).

Namun ketika Covid-19 mengganas hingga ke daerahnya, aktivitas Wisata Batik Pati sempat terhenti. Kini setelah PPKM makin turun ke level rendah, ia pun memberanikan diri untuk kembali membuka sanggarnya. Tentu saja dengan protokol kesehatan ketat.

Jika sebelumnya pengunjung yang ingin belajar membatik di sanggar yang beralamat di Jalan Sunan Ngerang RT 07 RW 03,Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati secara bebas langsung datang dan belajar atau sekedar belanja, kini tentunya ia lebih selektif sebab tak ingin melanggar prokes.

Pihaknya memastikan sudah menyiapkan alat cek suhu tubuh dan  sebelum pengunjung masuk dipastikan harus mengenakan masker dengan benar. Selain itu tentunya tetap harus menjaga jarak aman tidak berdesakan atau berkerumun.

Pengunjung yang hanya melihat-lihat proses membatik atau menyaksikan display batik Bakaran tidak dipungut biaya. Lain cerita jika ingin belajar membatik, peserta harus merogoh kocek Rp 15.000 dan mendapat fasilitas kain putih dan peralatan membatik. Hasil belajar membatik bisa langsung dibawa pulang.

“Kalau mau private juga bisa karena lebih serius. Jadi beda dengan yang umum. Kalau private biayanya Rp 50.000 per hari diluar bahan baku. Biasanya 3 hari selesai, cuma kalau batik kan butuh banyak proses. Jadi pada datang lagi,” kata Yuliati.

Yuliati menyatakan akan terus mengampanyekan cinta batik daerah dan mengimbau agar masyarakat tak lupa terhadap budaya aslinya.

“Wisata Batik Pati buka dari hari Senin sampai Sabtu,”tutupnya. (ARI)

 

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh wibs24. Diberdayakan oleh Blogger.