Rapat DPRD Bahas Pandangan Fraksi Tentang Raperda Perubahan APBD 2022
Ketua DPRD Demak HS Fahrudin Bisri Slamet memimpin rapat paripurna ke-24 masa sidang ketiga tahun 2022 di Ruang Paripurna DPRD Demak
DEMAK, BOLOMOE.com – DPRD Demak menggelar rapat paripurna ke-24 masa sidang ketiga tahun 2022 di Ruang Paripurna DPRD Demak, Kamis (1/9/2022)
Rapat paripurna yang
membahas tentang pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang
perubahan APBD Kabupaten
Demak tahun 2022.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua DPRD Demak HS Fahrudin
Bisri Slamet, juga dihadiri Wakil Bupati Demak KH Ali Makhsun, unsur
Forkopimda, pejabat setempat, dan 29 anggota Dewan.
Ketua DPRD Demak HS Fahrudin Bisri Slamet berharap
seluruh program dan kebijakan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan
baik.
“Semua program dan kegiatan yang telah dianggarkan harus
berjalan maksimal demi kepentingan masyarakat," tegasnya.
Sementara itu, dalam pandangan fraksi-fraksi, pembangunan
jembatan Wonokerto yang menyebabkan kemacetan panjang menjadi sorotan.
Ketua Fraksi PKB Edi Sayudi mempertanyakan pembangunan
jembatan Wonokerto di Jalan Semarang Demak Km 18 yang menimbulkan kemacetan.
Menurut dia, Kabupaten Demak saat ini seperti dikepung macet
karena adanya perbaikan jalan di dua jalan utama
Di samping
pembangunan jembatan Wonokerto, di Jalan Semarang-Grobogan juga sedang dibangun
jalan cor beton.
Kondisi itu membuat
sebagian pengguna jalan memilih melewati jalan alternatif baik lewat jalan
kabupaten maupun melalui jalan desa.
"Dampaknya adalah jalan kabupaten dan jalan desa yang
telah dibangun agar mulus kini banyak yang mengalami kerusakan. Ini menjadi
keprihatinan kita bersama," ungkap Edi Sayudi.
Pihaknya berharap Pemkab memiliki langkah terobosan untuk
meminimalisasi dan mengatasi kerusakan jalan tersebut.
Fraksi-fraksi di DPRD juga menyampaikan keprihatinannya
terkait kondisi tanggul SWD1 yang sebagian sudah jebol, tetapi belum mendapat
penanganan yang memadai.
Badrudin dari Fraksi PDIP mempertanyakan penanganan berbagai
dampak yang akan muncul pada pembangunan jalan tol Semarang-Demak.
Dia mengusulkan agar Pemkab Demak melakukan kajian dan
pemikiran sehubungan dengan dampak lingkungan di berbagai wilayah Kabupaten
Dema
Baik terkait kerusakan jalan, lingkungan, polusi maupun
kemungkinan banjir pada saat musim hujan.
"Mengabaikan
aspek lingkungan hidup dalam pembangunan jalan tol akan menyebabkan penurunan
kualitas lingkungan hidup dan kehidupan dalam jangka panjang," jelas
Badrudin.
Adapun Fraksi
Gerindra mempertanyakan perihal menurunnya pertumbuhan ekonomi selepas dua
tahun pandemi Covid-19.
Penurunan itu belum
bisa sejalan dengan salah satu tujuan dari misi meningkatkan kapasitas
infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.(AW)
Tidak ada komentar